close

8 Mei 2017

Berita Terkini

Ikut lomba, Teknik Mesin Unsyiah kembangkan sepeda air

Sepeda air yang dikembangkan mahasiswa Teknik Mesin Unsyiah. (Ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Jurusan teknik mesin Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) akan mengikuti lomba Water Bike tingkat nasional di Surabaya yang diselenggarakan pada 28-30 April 2017. Dalam keikutsertannya, teknik mesin Unsyiah mengembangkan sepeda air (water bike).

Akhyar selaku dosen pembimbing dari pembuatan sepeda air mengatakan, proses pembuatannya sudah masuk ke tahap finishing.

“Sepeda Air tersebut merupakan suatu alat transportasi yang bentuk utama seperti sepeda. Hanya saja, tempat beroperasinya di atas air,” kata Akhyar dalam siaran persnya kepada Kanalaceh.com, Minggu (16/4).

Dia menjelaskan, sepeda air tersebut merupakan gabungan antara perahu jenis catamaran dan sepeda. Sehingga mempunyai fungsi yang sama dengan sepeda yaitu pedal, gear, frame, stang, dan sebagainya. Akan tetapi tenaga yang diperoleh dari dayungan pengemudi melalui sebuah pedal ke kincir atau propeller.

Menurutnya, sepeda air ini sebenarnya telah banyak dikembangkan, hanya saja yang dikembangkan oleh mahasiswa teknik mesin Unsyiah ini terdiri dari dua kincir atau mereka namai dengan water bike double blade system. Poros dudukan kincir didesain berada di atas permukaan air kira-kira 10 cm.

“Hal ini bertujuan, agar poros kincir tidak terganggu oleh sampah yang berupa tali atau plastik panjang, dimana sampah tersebut jika melilit pada poros penggerak akan macet atau berhenti. Jika poros berada di dalam air terdapat beberapa kelemahan yaitu porosnya mudah terkorosi (berkarat), susah diberi pelumas, mudah tersangkut sampah, dan susah dibersihkan,” jelas Akhyar.

Selain itu, sepeda air ini juga memiliki dua pelampung, yang membuat mampu mengapung di atas air. Pelampung tersebut diciptakan dari bahan sterofoam, kemudian dilapisi dengan plat tipis dari bahan aluminium.

Sekedar informasi, perlombaan tersebut diadakan oleh Himpuanan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknik, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Adapun kategori yang diperlombakan antara lain adalah race (slalom dan drag), water bike contest, water bike endurance dan yang terahir water gun.

Komposisi tim water bike Teknik Mesin Unsyiah, Akhyar (dosen pendamping), M Syahril Anwar (ketua tim, mahasiswa angkatan 2012), Syukran (mahasiswa 2012), dan Hidayatullah (mahasiswa 2012).

Syukran, salah satu anggota menambahkan sepeda air tersebut juga dapat diaplikasikan saat bencana melanda, seperti mengevakuasi orang tenggelam, baik di danau, aungai, bahkan di laut.

“Mengingat Aceh masih sering terjadi bencana banjir. Selain untuk proses evakuasi bencana dan mengevakuasi orang tenggelam, sepeda air juga dapat digunakan untuk pengembangan di bidang parawisata seperti untuk wisata danau, sungai, laut, serta untuk membersihkan sampah di sepanjang aliran sungai, seperti sepanjang Sungai Krueng Aceh dan Krueng Daroy yang membelah Kota Banda Aceh,” pungkas Syukran. [Aidil/rel]

Sumber: (https://www.kanalaceh.com/2017/04/16/ikut-lomba-teknik-mesin-unsyiah-kembangkan-sepeda-air/)

read more
Artikel

Unsyiah Juara I Water Bike Nasional

Sebuah mobil listrik dipamerkan di halaman Kampus Fakultas Teknik Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh. Mobil hemat energi yang diberi nama Malem Diwa karya mahasiswa jurusan Teknik Mesin Unsyiah itu pernah diikutkan dalam Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) UGM Yogjakarta tahun 2016 lalu.

Tim Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh tampil sebagai juara pertama Kompetisi Water Bike (Sepeda Air) Nasional untuk kategori water gun. Sementara juara dua dan tiga diraih Tim Reagul 1 SMK 5 Babat dan Tim Lucky Lucifer 2 Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya.
Dosen Pembimbing Project, Akhyar ST MP MEng kepada Serambi, Rabu (3/5), mengatakan, kompetisi yang diadakan Himpunan Teknik Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, 28-30 April 2017 itu diikuti sejumlah kampus di Indonesia. Kompetisi itu, sebutnya, memperlombakan empat kategori yaitu water bike contest, water bike endurance, water gun, dan water bike race.
Dijelaskan, water gun adalah lomba mengejar lawan dan menghancurkan target dari kertas koran dengan semprotan air (water gun). Cabang ini, lanjut Akhyar, berlangsung di danau ITS.
“Pertandingan ini mirip acara benteng takeshi yang disiarkan salah satu TV nasional. Sekali tampil terdiri atas empat tim yang harus menghancurkan atau merobek target pada sepeda air lawan yang terletak pada stang setiap water bike, dan peserta tidak boleh melebihi arena yang sudah ditentukan,” jelasnya.
Pada kategori water bike contest, sambung Akhyar, tim Teknik Mesin Unsyiah menempati urutan keenam dari 24 tim yang tampil. “Pada kategori ini, peserta yang dinilai oleh dua orang juri dari Teknik Perkapalan ITS Surabaya memaparkan ide, konsep, dan kreativitas pada prototype water bike yang sudah dibuat,” ungkap Akhyar.
Sementara pada kategori water bike endurace (kemampuan sepeda air untuk saling tarik menarik), tim Teknik Mesin Unsyiah hanya berhasil masuk delapan besar. Pada cabang ini peserta dianggap menang bila mampu menyeret atau menarik lawan sejauh 2,5 meter dalam waktu lima menit dari garis tengah yang sudah ditentukan panitia.
Sedangkan pada kategori water bike race, tim Teknik Mesin Unsyiah berhasil masuk dalam 12 besar. Water bike race yaitu lomba kecepatan dimana setiap race diadu dua tim dan siapa yang tercepat. Jalurnya dibuat zigzag di awal, dan saat kembali baru drag atau lurus dengan kecepatan penuh sampai finish.
“Secara keseluruhan, Alhamdulillah tim Teknik Mesin Unsyiah meraih juara harapan tiga. Sedangkan juara umum diraih tim T-Man Universitas Surabaya,” demikian Akhyar.(una)

(sumber:http://aceh.tribunnews.com)

read more
Berita Terkini

Kemah Seniman – 5 Se – Aceh 2017

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh bersama Dewan Kesenian Aceh (DKA) kembali menyelenggarakan Kemah Seniman Aceh (KSA) ke-5 yang akan dipusatkan di halaman UPTD Komplek Taman Seni dan Budaya Aceh Kota Banda Aceh mulai 14-16 April mendatang.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza Fahlevi menaruh perhatian serius terhadap event KSA ke-5 ini.
.
“Kami berharap ada event ini ini dapat memperkuat ukhuwah serta kebersamaan antara seniman daerah dan nasional serta dapat melahirkan kesepakatan-kesepakatan yang dapat menguatkan keberadaan dunia kesenian di Indonesia serta dunia kesenian di Aceh khususnya,” sebutnya, Jum’at (24/3/2017).
.
Lebih lanjut, Reza menyebutkan, kegiatan KSA yang dilakukan dwi tahunan ini besar harapan nantinya menjadi salah satu event seni budaya di Aceh yang memiliki daya tarik yang bisa di ikuti serta dikunjungi oleh banyak daerah di indonesia serta bila memungkinkan dari luar negeri.
.
“Tentu saja, event 2 tahunan seni budaya Aceh ini bisa menjadi salah satu daya tarik destinasi wisata Aceh,” harapnya.

Selengkapnya di www.disbudpar.acehprov.go.id

Aceh as World’s Best Halal Cultural Destination 2016 #thelightofaceh #cahayaaceh #pesonaindonesia #wonderfulindonesia #acehhalaltourism #halaldestination #culture #camp #seniman 📷 by Disbudpar Aceh.

read more
Kegiatan

Hadirkan laboratorium berkompetensi, Unsyiah dan BSN tandatangani MoU

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Badan Standarisasi Nasional (BSN) menandatangani nota kesepahaman (MoU) di ruang Balai Senat Unsyiah, Rabu (19/4).

MoU ini ditandatangani oleh Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal dan Kepala Badan Standarisasi Nasional, Prof Bambang Prasetya yang disaksikan oleh para Wakil Rektor, Ketua Lembaga, dan Dekan di Unsyiah.

Dalam sambutannya, Samsul Rizal mengatakan, kerja sama ini bertujuan untuk mendorong dan memfasilitasi laboratorium di Unsyiah dalam penerapan sistem manajemen mutu.

Penerapan ini dilakukan untuk menghadirkan laboratorium yang berkompetensi sekaligus diakui oleh Komite Akreditasi Nasional.

“Mengingat ketatnya persyaratan akreditasi yang ditetapkan oleh Komite Akreditasi Nasional, maka MoU ini sangat penting agar laboratorium Unsyiah berpeluang untuk diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional menjadi lebih besar,” kata Samsul.

Menurutnya, tahun ini Unsyiah menargetkan peningkatan nilai akreditasi tiga laboratorium di bawah koordinasi UPT Laboratorium Terpadu Unsyiah. Tiga laboratorium tersebut adalah Laboratorium Geo Teknik, Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan, serta Laboratorium Kimia.

Setelah mendapatkan nilai akreditasi, laboratorium Unsyiah berpeluang untuk mengembangkan Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi produk-produk lokal, seperti obat herbal dan kopi.

“Dengan demikian Unsyiah bisa lebih berkontribusi bagi peningkatan ekonomi daerah melalui pengujian dan kesesuaian produk unggulan daerah yang selama ini dilakukan di Medan dan Jawa,” ungkapnya.

Dalam kesempatan sama juga berlangsung Seminar Pembinaan dan Pengembangan Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian.

Seminar tersebut disampaikan Prof Bambang Prasetya. Selain itu juga dilakukan deklarasi penerapan SNI ISO/IEC 17025 oleh Kepala Laboratorium Terpadu Unsyiah, Dr Ir Taufiq Saidi M. Deklarasi tersebut bertujuan untuk menghadirkan laboratorium yang menerapkan sistem manajemen mutu sesuai SNI/ISO dan mengutamakan kepuasan pengguna jasa. [Aidil/rel]

Sumber: (https://www.kanalaceh.com/2017/04/20/hadirkan-laboratorium-berkompetensi-unsyiah-dan-bsn-tandatangani-mou/)

read more
Berita Terkini

Terlalu sering pakai sandal jepit picu inflamasi pada kaki

Jakarta (KANALACEH.COM) – Sandal jepit kerap dipilih banyak orang karena praktis dan nyaman digunakan. Alas kaki ini biasanya dikenakan saat santai, seperti berlibur ke pantai. Namun di balik kenyamanan tersebut, ada bahaya kesehatan yang mengancam.

Dilansir dari Men’s Health, physical therapy dari Peak Performance, New York, Doug Kechijian menjelaskan, bahwa menggunakan sandal jepit bisa mencederai kaki. Pasalnya, jemari kaki akan berada pada posisi mengepal, di mana posisi ini bukanlah posisi yang tepat.

“Kondisi ini menyebabkan bagian kaki, khususnya jari terasa kaku dan darah tidak mengalir dengan baik. Jika ini terjadi secara terus menerus akan mengubah gaya berjalan Anda, yang akhirnya menyebabkan masalah pada otot kaki hingga betis,” papar Kechijian.

Bahaya lainnya adalah, plantar fascilitis atau inflamasi pada plantar fascia yang menyebabkan nyeri tumit. Plantar fascia merupakan jaringan padat dan kuat atau ligamen yang terletak di sepanjang telapak kaki dan menghubungkan tulang jari-jari kaki ke tulang tumit.

Oleh karena itu, demi kesehatan Kechijian menyarankan untuk tidak mengenakan alas kaki ini khususnya saat berjalan jauh atau dalam waktu yang lama. Namun jika terpaksa mengenakannya, pastikan Anda menggunakan sandal jepit dengan kualitas baik.

“Ketika Anda berlari, maka rasa sakit akan timbul di bagian bawah tumit,” kata dia. [Okezone]

read more
Berita Terkini

Stan Papua di Penas KTNA “Diserbu” pengunjung

Pengunjung memadati stan milik Provinsi Papua, Minggu (7/5). (Kanal Aceh/Randi)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Stan Provinsi Papua, pada perhelatan Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA ke XV) di Aceh menjadi daya tarik bagi pengunjung Penas. Stand yang terletak di Hall B1 itu ramai dikunjungi warga.

Bukan hanya hasil tani, stand itu juga pamerkan budaya Provinsi Papua. Sehingga masyarakat yang mengunjungi stan itu berbondong-bondong untuk berfoto bersama penjaga stan yang dibalut dengan aksesoris berupa topi adat yang khas asal Provinsi paling Timur Indonesia tersebut.

Pengamatan kanalaceh.com dilokasi, pengunjung rela mengantri untuk bisa berfoto bersama dengan aksesoris adat asal Papua. Selain itu, menurut Penanggung jawab stand Provinsi Papua, Maksi mengatakan, yang paling banyak dicari pengunjung ialah hasil tani asal papua seperti Buah Merah dan kuliner asal Papua Papeda.
Buah Merah asal Papau. (Kanal Aceh/Randi)
“Paling banyak dikunjungi itu dari segi keindahan, terus Buah Merah, Papeda dan aksesoris dari Papua lainnya,” katanya saat dikunjungi di stan, Minggu (7/5) malam.

Meskipun antusias warga begitu besar untuk meminta berfoto bersama, ia dan rekannya tetap menerima dan tidak pernah untuk menolak. Ia juga mengapresiasi keramahan masyarakat Aceh. “Masyarakat Aceh itu sangat ramah,” ujarnya.

Sementara, salah satu pengunjung, Ahmad mengatakan, ia mengunjungi stan asal Papua itu karena unik. Kemudian, ingin mengenal budayanya lebih dekat. Sebab, kata dia, selama ini sangat jarang event seperti ini berlangsung di Aceh. “Jarang-jarang kita bisa melihat secara langsung. Makanya saya mengunjungi tempat ini,” pungkasnya. [Randi]

Sumber: (https://www.kanalaceh.com/2017/05/08/stan-papua-di-penas-ktna-diserbu-pengunjung/)

read more
Berita Terkini

Peserta PENAS KTNA kagumi Mesjid Baiturrahman

Suasana samping kiri Mesjid Baiturrahman, pada perhelatan Penas KTNA, peserta Penas ramai mengunjungi tempat ini. (Kanal Aceh/Randi)
Salah satu mesjid bersejarah di Aceh, Mesjid Raya Baiturrahman menjadi salah satu tujuan objek wisata bagi peserta pekan nasional kontak tani-nelayan andalan (Penas KTNA ke XV). Mereka mengagumi keindahan dan arsitektur mesjid itu.
Mesjid yang sudah terpasang payung elektrik seperti mesjid Nabawi di Madinah Arab Saudi itu menjadi daya tarik bagi peserta Penas KTNA dari seluruh Indonesia.

Pantauan kanalaceh.com, usai pembukaan Penas oleh presiden Jokowi di stadion Harapan Bangsa Banda Aceh, Sabtu (6/6), peserta langsung berbondong-bondong menuju mesjid Raya Baiturrahman.

Salah seorang peserta Penas KTNA yang berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulhamdi mengatakan, ia dan rombongan dari NTB sengaja untuk menyempatkan diri berkunjung ke mesjid kebanggaan masyarakat Aceh tersebut.

Menurutnya dari berbagai media, selain mempunyai nilai sejarah, Mesjid Baiturrahman juga pernah menyelamatkan warga dari derasnya stunami 2004 silam.

“Hal inilah yang membuat saya takjub dan ketika ke Aceh saya harus mengunjungi tempat ini,” katanya saat dimintai tanggapannya terhadap mesjid Raya Baiturrahman di lokasi.

Kini, rasa penasarannya pun terjawab. Ketika menginjakkan kaki pertama kali ke Banda Aceh ia selalu penasaran ingin mengunjungi mesjid yang akan dijadikan pusat pengembangan peradaban Islam terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Disamping itu, 12 payung elektrik yang terpasang dihalaman Mesjid Raya Baiturrahman menjadikan Mesjid ini tampak megah dan menjadikannya latarbelakang swafoto bagi pengunjung yang berada di lokasi mesjid.

Sementara, seorang peserta Penas yang berasal dari Jawa Timur, Syafie Anhar mengatakan semenjak ia berada di mesjid Baiturrahman, ia teringat dengan keindahan mesjid Nabawi. Menurutnya, meski tak sama persis, namun pancaran aura keislamannya sangat terasa.

“Kalau di Mekkah kan kota suci bagi umat islam dan di Aceh kota yang terkenal dengan syariat islamnya, apalagi keduanya memiliki mesjid yang hampir menyerupai,” ungkapnya.

Mesjid Raya yang sedang direnovasi tersebut tidak memperbolehkan pengunjung berada di halaman Mesjid, namun pengunjung masih antusias mengabadikan dirinya dengan berfoto di sisi kanan – kiri dan belakang mesjid.

Pengamatan kanalaceh.com, memasuki waktu sholat Ashar, sebagian pengunjung peserta Penas KTNA Di lokasi mesjid, menyempatkan diri untuk menunaikan sholat di Mesjid Raya Baiturrahman.

Selain itu, tentu saja mesjid ini menjadi destinasi wisata islami yang menarik minat wisatawan dari dalam dan luar negeri. Menawarkan kenyamanan bagi umat muslim yang ingin beribadah sekaligus bagi wisataman yang datang.

Diketahui, pada tahun 2016 lalu Masjid Raya Baiturrahman menyabet predikat daya tarik wisata terbaik dalam kompetisi Pariwisata Halal Nasional dan Kompetisi Pariwisata Halal Dunia di Abu Dhabi. Sehingga Mesjid ini layak dijadikan salah satu destinasi wisata halal yang berada di pusat kota Banda Aceh. [Randi]

Sumber: (https://www.kanalaceh.com/2017/05/07/peserta-penas-ktna-kagumi-mesjid-baiturrahman/)

read more
Berita Terkini

Dengan KIP, Jokowi Ingin Generasi Muda Lebih Kompetitif

Sebanyak 395 KIP dibagikan kepada anak-anak di sekitar Kabupaten Tanah Bumbu yang dapat digunakan untuk melanjutkan sekolah.
tirto.id – Dalam persaingan global, Presiden Joko Widodo melihat kompetisi akan semakin sulit. Karenanya, melalui pembagian Kartu Indonesia Pintar, Jokowi berharap generasi muda Indonesia menjadi lebih kompetitif.

“Persaingan nanti semakin sulit, semakin sukar antarnegara. Oleh karena itu, kita persiapkan,” ujar Presiden Joko Widodo di Lapangan Bola Gunung Tinggi, Desa Gunung Tinggi, Kecamatan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Minggu (7/5/2017).

Keterangan pers Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, kunjungan kerja ke sejumlah lokasi atau disebut lintas Nusantara itu, Presiden menyerahkan KIP, pemberian makanan tambahan (PMT), program keluarga harapan (PKH), dan kartu Indonesia sehat (KIS) kepada masyarakat di Kabupaten Tanah Bumbu.

Sebanyak 395 KIP dibagikan kepada anak-anak di sekitar Kabupaten Tanah Bumbu yang dapat digunakan untuk membeli berbagai keperluan sekolah hingga melanjutkan sekolah, katanya.

“Kalau yang sudah berhenti (sekolah), ambil KIP dan sekolah lagi. Anak-anak kita harus sekolah, supaya bisa bersaing dengan semua negara,” kata Jokowi sebagaiman dikutip dari Antara.

Dalam kunjungan itu juga didampingi oleh Ibu Negara Iriana Jokowi, Presiden menyaksikan pembagian PKH sebagai perlindungan sosial bagi rumah tangga yang membutuhkan.

Masyarakat Tanah Bumbu juga mendapatkan bantuan di bidang kesehatan berupa PMT dan KIS.

Jokowi berpesan kepada masyarakat untuk memanfaatkan sejumlah kartu bantuan sosial itu sebaik-baiknya.

Dia juga meminta para petugas dapat memberikan pelayanan yang terbaik.

“Saya titip digunakan dengan sebaik-baiknya. Kalau ada pelayanan yang kurang baik, sampaikan ke Bupati, ke Gubernur, kalau tidak tembus sampaikan ke Bu Menteri,” tutup Presiden mengakhiri sambutannya.

Sejumlah pejabat yang turut mendampingi Presiden Jokowi ke Tanah Bumbu yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, dan Bupati Tanah Bumbu Mardani Maming

Sumber: (https://tirto.id/q/pendidikan-69?gclid=CMOH4dnk39MCFZYsvQod3eoMuA)

read more
Berita Terkini

Lebih 50% Semua Jenjang Sekolah di Aceh belum di Akreditasi

Gambaran Akreditasi Sekolah di Aceh Tahun 2016

jaringanpelajaraceh.com – Hampir 53.2% SMA di Aceh belum di akreditasi. dari 774 Sekolah hanya baru 46.8 % sekolah yang baru terakreditasi,  atau setara sekolah 362  Sekolah.  dari data tersebut sebanyak 16.6%  SMA yang mendapatkan Akreditasi A, 22.6 % Berakreditasi B dan 7.6 % Berakreditasi C.

Untuk Jenjang SMP, sebanyak 10.7% Sekolah berakreditasi A, 25.4 % berakreditasi B dan 14.3 % berakreditasi C sedangkan sisanya sebanyak 49.7 % belum di Akreditasi. sedangkan untuk jenjang SD sebanyak 5.3% berakreditasi A, 26.8 Berakreditasi B, 13.4 % Berakretasi C dan sisanya 54.5 % belum terakreditasi.

Daftar Jumlah Sekolah di Aceh

Masih banyaknya sekolah yang belum berakreditasi menjadi gambar yang tidak bagus dalam pencapaian mutu pendidikan disuatu daerah, namun kerena tanggungjawab Akreditasi berada pada Badan Akreditasi Nasional (BAN) maka Pemerintah Daerah hanya dapat melakukan penyempurnaan sekolah-sekolah yang berakreditasi C untuk dapat di tingkatkan Akreditasinya.

Masalah utama yang dihadapi oleh BAN adalah karena keterbatasan  dana yang dialokasikan oleh pemerintah Pusat untuk Akreditasi setiap tahunnya, sehingga Dinas Pendidikan Aceh melakukan sharing dana kepada BAP (Badan Akreditasi Provinsi) untuk mengejar ketertinggalan jumlah sekolah yang belum di akreditasi di Aceh.

read more
ArtikelBerita Terkini

Lebih 1400 Ruang kelas SD di Aceh Rusak Parah

Jaringanpelajaraceh.com- Hampir 7% Ruang kelas Jenjang SD di Aceh Rusak parah dan harus segera mendapat penangangan dari Pemerintah Kabupaten/kota, Dari data yang diperoleh  dari PDSP kemendikbud RI dari 21.134 Ruang kelas SD terdapat 1.429 Ruang Kelasnya Rusak parah dan 14.157 mengalami rusak Ringan.

Begitu juga halnya pada Jejang SMP dari 7.860 Ruang Kelas yang ada, hampir 6 % Rusak Parah atau sebanyak 509 Ruang. sedangkan 5.371 Rusak Ringan atau setara 68%. sedangkan untuk jenjang SMA, terdapat 209 Ruang Kelas Rusak Parah dan (4%) dan 2.939 atau 58% Mengalami Rusak Ringan.

Pada jenjang SMK ruang yang mengalami kerusakan paling rendah dibandingkan dengan Jenjang SD, SMP dan SMA. hanya 1 persen Ruang Kelas SMK yang rusak parah atau sebanyak 28 Unit.

Kerusakan Ruang kelas umumnya dialami oleh SD Inpres yang masih menggunakan Bahan Bangunan Kayu karena termakan Usia, sedangkan sisa disebabkan oleh Bencana Gempa Bumi yang sering menimpa Aceh.

read more
1 2 3
Page 1 of 3