close

15 Juni 2019

Berita Terkini

Inilah Sembilan Pemuda Aceh yang Lulus Seleksi Program Pertukaran Pelajar ke AS dan Jepang

Sembilan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Aceh terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar ke luar negeri.

Empat di antaranya lulus untuk mengikuti program American Field Service (AFS) Asia Kakehashi ke Jepang, sementara lima lainnya pada Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study (KL-YES) ke Amerika Serikat (AS) melalui Yayasan Bina Antarbudaya.

Empat peserta AFS Asia Kakehashi ke Jepang yakni Muhammad Kevin Fahlevi dari SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh, Muhammad Lathief Fauzi dari SMA Negeri Modal Bangsa Aceh, Riva Demiati dari SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe, dan Zaklina Malikha Morcky dari SMA Negeri 3 Banda Aceh.

Sedangkan lima peserta KL-YES ke Amerika yaitu Al Hakan Jazuli dari SMA Inshafuddin Banda Aceh, Farhanah Arifah Sa’i dari SMA Negeri Modal Bangsa Aceh, Mizana Alfira dari MAN Insan Cendekia Aceh Timur, Salsabila Heldika Putri dari SMA Negeri 2 Unggul Ali Hasjmy Aceh Besar, dan Teuku Muhammad Arsyi Maturidi dari MAS Oemar Diyan Aceh Besar.

Melewati seleksi panjang sejak 2018 lalu, empat pelajar Aceh ke Jepang mendapatkan hasil seleksi tingkat internasional dari AFS Jepang pada Jumat, 14 Juni 2019.

Sementara lima pelajar ke Amerika Serikat mendapatkan hasil seleksi tingkat internasional oleh The United States Department of State, yang telah mengikuti Visa Camp di Jakarta pada akhir bulan lalu.

Informasi itu diungkapkan Koordinator Sending Bina Antarbudaya Chapter Aceh, Ratu Aisyah, Sabtu (15/6/2019).
Disebutkan, pada tahun 2019 ada 150 pelajar terbaik Indonesia akan mengikuti program pertukaran pelajar tersebut, yang mana 9 di antaranya berasal dari Aceh.

“Empat pelajar ke Jepang akan mengikuti program selama 6 bulan, dan lima pelajar ke AS selama 11 bulan. Peserta dua program ini direncanakan berangkat pada Agustus 2019,” ujarnya.

Ratu mengatakan, para peserta program akan menjadi ‘Duta Perdamaian’ dan ‘Duta Muda Indonesia’ dengan tinggal bersama keluarga angkat dan bersekolah di negara tersebut.

Mereka juga diharuskan untuk menguasai kesenian Aceh seperti tari saman, likok pulo, ratoh duek, atau mampu bermain alat musik Aceh untuk ditampilkan di sana.

“Kami percaya kesembilan pelajar Aceh ini dapat menjadi duta yang mampu mengharumkan nama Indonesia dan Aceh di tingkat internasional,” kata dia.

Sebelumnya, lebih dari 350 pelajar Aceh mengikuti seleksi tahap awal pertukaran pelajar Bina Antarbudaya di Aceh yang berasal dari berbagai kabupaten dan kota.

Sembilan peserta yang terpilih ini sudah melewati berbagai tahapan seleksi dan selanjutnya akan melengkapi administrasi kesehatan, pencarian keluarga angkat, dan sekolah di negara tujuan.(*)

//aceh.tribunnews.com/2019/06/15/sembilan-pemuda-aceh-lulus-seleksi-program-pertukaran-pelajar-ke-as-dan-jepang-ini-nama-namanya.

read more
Bingkai Dunia

Tak Lagi Gunakan Plastik, Supermarket di Bali Pakai Daun Pisang untuk Mengemas Sayuran

Bintang Supermarket, sebuah ritel yang berada di Ubud dan Seminyak, Bali, akhir-akhir ini ramai diperbincangkan di media sosial.

Supermarket tersebut mulai meninggalkan plastik untuk mengemas sayuran dan beralih menggunakan daun pisang.

Pengumuman ini disampaikan Bintang Supermarket melalui fanpage Facebook-nya.

“Kami mulai mengubah kemasan. Secara bertahap kami akan mengurangi penggunaan kemasan plastik, terutama untuk produk segar,” informasi yang tertulis pada unggahan Bintang Supermarket.

Sayuran yang dikemas menggunakan daun pisang di antaranya cabai, terung, sawi putih, kacang panjang, sawi hijau, brokoli, dan sebagainya.

Selain sayuran, Bintang Supermarket juga mengganti kemasan plastik pada produk telur asin.

Dalam unggahannya, kemasan telur asin yang tadinya menggunakan plastik diganti menggunakan keranjang mini berbahan bambu.

“Dari Januari 2019 kami sudah tidak memakai tas keresek untuk ke konsumen dan tidak menjual lagi straw (sedotan), styrofoam, dan tas keresek,” ujar Agus saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (23/4/2019).

Menurut Agus, pembungkusan memakai daun pisang dinilai paling mudah dan paling efisien dalam penggunaannya.

“Di samping itu, harga daun pisang paling murah dan mudah didapat. Tali pengait juga kami pakai tali bambu karena banyak ada di pasar, khususnya di Bali dan harganya sangat murah,” ujar Agus.

Ia juga menyampaikan, ide menggunakan daun pisang dianggap tepat untuk menggantikan bungkus plastik.

Sebelumnya, penggunaan daun pisang sebagai bungkus kemasan sayur juga ramai diperbincangkan netter di Thailand.

Sebuah supermarket di Chiang Mai menggunakan daun pisang untuk mengemas sayuran yang mereka jual.

Selain Thailand, supermarket di Hanoi, Vietnam juga menempuh revolusi hijau ini.

Lotte Mart Vietnam bahkan membuat kotak penyimpanan yang terbuat dari limbah tebu.

//aceh.tribunnews.com/2019/06/15/tak-lagi-gunakan-plastik-supermarket-di-bali-pakai-daun-pisang-untuk-mengemas-sayuran

read more
Berita Terkini

Dinas Pendidikan Aceh Gelar Lomba Kreativitas Peserta Didik

Kepala Disdik Aceh, Syaridin SPd MPd bersama pejabat lainnya saat pembukaan lomba kreativitas peserta didik di Banda Aceh, Sabtu (15/6/2019).

Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh bekerja sama dengan DPD Himpunan Penyelenggara Pelatihan dan Kursus Indonesia (Hipki) Aceh menggelar lomba kreativitas peserta didik, 14 sampai 17 Juni 2019 di Banda Aceh.

Kegiatan yang dibuka Kepala Disdik Aceh, Syaridin SPd MPd itu diikuti ratusan peserta didik dari Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) se-Aceh.

Kepala Disdik Aceh, Syaridin MPd mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bersentuhan langsung dengan masyarakat. Untuk itu, dia berharap pihak legislatif agar bisa memberikan anggaran yang memadai untukpenyelenggaraan yang lebih menyeluruh ke depan.

“Kami memohon agar anggaran untuk kegiatan ini setiap tahunnya dapat diusulkan dan tidak dicoret oleh dewan,” ujar Kadisdik Aceh.

Dikatakan, Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi yang terbanyak meraih juara umum selama tiga tahun berturut-turut dalam ajang serupa di tingkat nasional. Syaridin menargetkan agar prestasi itu dapat kembali dipertahankan pada tahun 2019.

“Harapan kami kegiatan ini dapat berjalan sesuai aturan, sehingga tidak ada protes dari para peserta dan dewan juri setelah berakhirnya lomba,” katanya lagi.

Kepada para juara yang memenangi lomba ini nantinya, Syaridin berpesan agar mampu bersaing di tingkat nasional. Untuk maju ke tingkat nasional, lanjutnya, para juara harus terus mengasah kemampuan.

“Kita memiliki potensi besar dalam ajang-ajang nasional. Terbukti pada tahun lalu, ada delapan GTK Aceh yang meraih juara di tingkat nasional, sehingga Aceh menjadi juara umum pada event tersebut,” jelasnya.

Sementara Ketua Panitia, Syukri SSos MPd menyampaikan bahwa pada tahun ini pihaknya menggelar enam cabang lomba yaitu rias wajah panggung penari, tata rias pengantin modern nusantara, antaran, merangkai bunga, tata boga, dan otomotif.

“Khusus cabang lomba antaran ini merupakan kali pertama kita lombakan. Sementara untuk cabang otomotif, Alhamdulillah setiap tahun kita juara pertama nasional,” kata dia.

Menurut Syukri, kegiatan itu bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada peserta didik, meningkatkan mutu Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), serta memotivasi para peserta didik agar dapat melahirkan karya yang berkualitas.

Adapun pembukaan acara turut dihadiri Anggota DPR Aceh, Hj Ismaniar yang juga merupakan Ketua Tata Boga Aceh, Ketua DPD Hipki Aceh, Edy Supeno MSi, dan perwakilan UPTD Balai Tekkomdik Aceh, Drs Anwar MIsa MSi.(*)

//aceh.tribunnews.com/2019/06/15/dinas-pendidikan-aceh-gelar-lomba-kreativitas-peserta-didik

read more