Lahan Geltek Penas Jadi Agrowisata

Komoditas andalan Kabupaten Rokan Hilir, nanas madu dipajang di Stan Riau pada perhelatan Penas Petani-Nelayan XV di Stadion Lhoong Raya, Banda Aceh, Selasa (9/5).SERAMBI/ NURUL HAYATI

BANDA ACEH – Lahan gelar teknologi (geltek) pertanian dan perikanan pada Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) XV di belakang Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh ditetapkan sebagai arena agrowisata Aceh.

Penetapan itu disampaikan Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah dalam sambutannya saat penutupan Penas KTNA XV di komplek stadion tersebut, Kamis (11/5).

“Untuk itu saya minta seluruh SKPA terkait pembangunan pertanian, perikanan dan pariwisata, segera lakukan penataan kawasan tersebut lebih baik lagi, sehingga dapat menjadi tempat rekreasi keluarga dan objek wisata berbasiskan pengetahuan di bidang pertanian dan perikanan,” kata Gubernur.

Gubernur juga menyebutkan ada tiga hal utama yang menjadi oleh-oleh dari Penas Petani nelayan. Pertama, semakin mudah, meluas, dan menguatnya akses kaum petani dan nelayan dalam berbagi informasi. Kedua, semakin bertambahnya pengetahuan dan pengalaman para kaum tani dan nelayan.

Ketiga, terus menguatnya semangat juang dan kemandirian kaum tani dan nelayan dalam meningkatkan produktivitas usaha tani dan nelayan di Indonesia. “Itu artinya pada 2019, Indonesia menjadi negara yang mandiri dan berdaulat di bidang pertanian dan perikanan. Kaum tani dan nelayan tidak saja menjadi tuan di negeri ini tetapi juga menjadi penggerak utama ekonomi bangsa,” tambahnya.

Ia pun mengajak semua peserta Penas KTNA XV untuk menerapkan pembelajaran yang diperoleh dari even nasional 6-11 Mei ini, agar produktivitas usaha tani dan nelayan Indonesia semakin maju.

Zaini berharap pelaksanaan Penas KTNA ke-16 yang akan dilaksanakan di Sumatera Barat pada 2020 dapat berjalan lebih baik lagi. “Kami menyampaikan permohonan maaf manakala ada hal yang kurang nyaman dari pelayanan yang kami berikan. Mudah-mudahan kekurangan ini semakin mendorong kita untuk saling berbagi pengalaman agar Penas berikutnya dapat lebih baik lagi,” sebutnya.

Sementara Ketua KTNA Pusat, Winarno Tohir menambahkan sepulang dari Aceh, para petani dan nelayan dapat menjadi pelopor bagi petani dan nelayan lainnya di semua daerah di Indonesia. Selain itu, tetap menjaga kualitas semua produk agar mampu bersaing sebagai produk unggulan.

Secara terpisah, Kepala Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh, Ir Basri A Bakar MSi mengatakan sangat mendukung lokasi Penas tersebut dijadikan arena agrowisata di Banda Aceh. “Dan akan masuk dalam anggaran 2018 untuk penataan kawasan tersebut,” katanya kepada Serambi kemarin.

Basri juga menyampaikan kekecewaannya kepada masyarakat yang tak bertanggungjawab menyerbu dan memanen paksa berbagai produk pertanian di lahan geltek seluas 10 hektare itu. “Seperti tanaman kedelai dan sorgum padahal masih dalam pengawasan untuk penelitian,” tutupnya. (una)

sumber : (aceh.tribunnews.com)